Al Imam Ibnu Qoyyim Al Jauziyah menjelaskan bahwa akar dari semua bentuk kesyirikan adalah cinta yang keliru.Sedangkan hakikat ibadah hamba kepada Allah tidak akan bisa diperoleh dalam kesyirikan cinta.Sehingga cinta kepada Allah menjadi konsekuensi logis dari ibadah itu sendiri. Rangkaian ibadah seorang hamba kepada Allah tanpa cinta ibarat perjalanan sunyi tanpa suara,hambar tanpa rasa.
Bila kita ditanya,"Apakah engkau mencintai Allah?,pastinya kita bingung mau menjawab apa,jika kita jawab "tidak",maka berarti kita tidak termasuk orang yang beriman.Bukankah Allah telah berfirman,"...adapun orang-orang yang beriman amat besar cintanya kepada Allah".Namun bila kita jawab "Iya,saya sangat mencintai Allah",maka bisakah kita menjamin bahwa amal perbuatan kita akan membenarkan pengakuan kita atau kita merasa bahwa pengakuan kita hanyalah kata-kata tanpa bukti yang nyata???
Yah,terlalu berani memang jika kita berkata bahwa kita sangat mencintai Allah,mungkin lebih tepatnya kita sedang dalam proses belajar untuk mencintaiNya.Kita sedang belajar untuk meniru perilaku para pecinta,dan tiada yang lebih pantas untuk ditiru selain Sang Pecinta sejati,beliaulah Rosulullah SAW,sang panutan yang wajib kita teladani.
Allah lah yang telah menciptakan cinta dan meletakkannya ke hati dan jiwa serta mengalirkannya dalam darah nadi hamba.Allah adalah cinta dan cinta termasuk sifatNya.Dari Allah dan dari cintalah,muncul segala kebaikan dan kasih sayang.
Rosulullah menghadapkan dirinya kepada Allah,Sumber Cinta.Lalu beliau mencintaiNya dengan cinta yang memenuhi segenap jiwa dan eksistensinya.
Rosulullah senantisa dalam keadaan rindu kepada Allah dan terus ingin berhubungan denganNya serta larut di dalam cintaNya.Allah senantiasa bersamanya,di depan matanya,di dalam hatinya,di setiap sel- sel tubuhnya,dalam tiap tetes darahnya dan di dalam setiap gelombang perasaannya.
Rosulullah tidaklah bergerak atau diam,tidak berdiri atau tidur,tidak lapar atau kenyang,tidak bicara atau diam,tidak berpikir atau merenung kecuali dengan semangat kekasihnya,Allah SWT,Tuhan alam semesta.Beliau menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berdoa,menyeru,memohon ampun,bertasbih,bertahmid dan bertakbir kepada Robbnya.Beliau selalu berdiri di sebagian malam untuk bermunajat dengan kekasihnya dengan khusyu' dan tawadlu',hingga tanpa terasa kedua kakinya bengkak,beliau hanya merasa gembira dan bahagia karena bercengkerama dengan Allah kekasihnya.
Beliau senantisa menunggu waktu sholat dengan perasaan tak sabar,hingga bila tiba waktunya,beliau berkata pada sang muadzzin,"Senangkanlah hatiku dengan sholat wahai Bilal..."Bagi Rosulullah,melaksanakan sholat dan berhubungan dengan Allah adalah kebahagiaan dan kesenangan yang terbesar.Demikianlah karakter cinta dan sifat para pecinta.Orang yang mencintai hanya senang bila bisa dekat dengan kekasihnya dan orang yang merindu hanya akan gembira bila tenggelam memikirkan yang dirindukannya.
Oleh karena itu,Rosulullah senang memanjangkan sholat,sujud,doa,istighfar,tasbih,tahmid dan takbirnya.Karena terlalu cinta dan rindunya,beliau sering meneteskan airmata di waktu sholat.Itulah airmata kegembiraan karena dapat bertemu dan dekat dengan Sang Kekasih.Setiap saat beliau selalu berpikir untuk mencari ridhoNya dan meninggikan kalimatNya sesuai dengan perintahNya.
Demikianlah Rosulullah mencintai Allah dengan penuh pengagungan dan kerinduan yang mendalam untuk senantiasa berhubungan denganNya,menikmati keridhaanNya,mengikuti perintah- perintahNya serta menjauhi segala laranganNya.Itulah cinta yang memenuhi hati Rosulullah,mengalir di seluruh sudut jiwa dan sel-sel jasadnya.
Bagi Rosulullah,Allah adalah udara yang kita hirup,air yang kita minum,makanan yang kita makan,pakaian yang kita kenakan dan rumah yang kita diami.Dia adalah kebaikan,rezeki,tempat berlindung,kebahagiaan dan nikmat.Dia ada dan berada pada setiap yang tersentuh,terlihat,terdengar,tercium atau tertangkap indera.Bahkan Dia ada dan berada pada segala sesuatu yang tidak dapat ditangkap indera dan tak mampu dilukiskan pemahaman.
Sesungguhnya Allah adalah cinta,kebaikan,kebahagiaan dan keindahan yang memenuhi wujud kita.Oleh karena itu,semua perasaan manis dan indah pada dasarnya berasal dari sumber cinta dan kebaikan,asal keutamaan dan kenikmatan,pencipta kebahagiaan dan keindahan,pencipta segalanya.Dialah Allah,Tuhan alam semesta.Maka,mencintai Allah berarti mencintai kebaikan,nikmat,kebahagiaan dan keindahan.
Sudahkah kita mencintaiNya???
