Sabtu, 20 Oktober 2012

Untukmu Yang Dirindu Surga...

Saat kita bertemu di suatu tempat,semua kata-kataku menguap.
Tanganmu tengadah doa dipenuhi lelehan airmata.
Engkau kilauan mutiara yang menyangka dirimu debu belaka.
Lisanmu gemerincing tasbih,tak pernah jeda menimbun pahala.
Matamu sebening telaga,di sana aku bisa berenang selama kusuka.
Jiwamu selaksa Robi'ah,tak pernah penat beribadah.
Hatimu rumah terindah,aku selalu ingin kembali singgah.
Di dalammu kutemu pelita,bersamamu aku tak tersesat dalam gulita.
Dunia di matamu setitik debu,kau jentik begitu mudah dengan jarimu.
Sepimu berdua bersama rindu,ramaimu hening tak peduli ruang dan waktu.
Jiwamu medan pertempuaran,nafsu takkan Kau biarkan menang.
Imanmu syahadat Abu Bakar saat berita mi'roj ia dengar.
Dzikirmu geliat putaran Rumi,mendengarnya aku ingin ikut menari.
Ruhmu terbang bertemu Tuhan,meski kakimu di tanah tertahan.
Duhai surga firdaus merindumu,di sana Nabi menantimu.

(Dikutip dari buku "Bidadari Bumi")


Rabu, 17 Oktober 2012

Rinduku

Saat ku duduk di kesendirian
Diantara rindu dan asa
Selalu terbayang dalam anganku
Senyummu yang lembut dan tulus

Kurindu padamu ya Rosul
Kurindu ada di dekatmu
Ingin kujumpa sekejap saja
Meski hanya dalam mimpi

Allohumma sholli 'ala Muhammad
Ya robbi sholli ‘alaihi wa sallim2x

Munsyid:
BPM(Badan Persaudaraan Muslim)

                               


Selasa, 16 Oktober 2012

Allah Sumber Cinta

   Al Imam Ibnu Qoyyim Al Jauziyah menjelaskan bahwa akar dari semua bentuk kesyirikan adalah cinta yang keliru.Sedangkan hakikat ibadah hamba kepada Allah tidak akan bisa diperoleh dalam kesyirikan cinta.Sehingga cinta kepada Allah menjadi konsekuensi logis dari ibadah itu sendiri. Rangkaian ibadah seorang hamba kepada Allah tanpa cinta ibarat perjalanan sunyi tanpa suara,hambar tanpa rasa.

   Bila kita ditanya,"Apakah engkau mencintai Allah?,pastinya kita bingung mau menjawab apa,jika kita jawab "tidak",maka berarti kita tidak termasuk orang yang beriman.Bukankah Allah telah berfirman,"...adapun orang-orang yang beriman amat besar cintanya kepada Allah".Namun bila kita jawab "Iya,saya sangat mencintai Allah",maka bisakah kita menjamin bahwa amal perbuatan kita akan membenarkan pengakuan kita atau kita merasa bahwa pengakuan kita hanyalah kata-kata tanpa bukti yang nyata???

   Yah,terlalu berani memang jika kita berkata bahwa kita sangat mencintai Allah,mungkin lebih tepatnya kita sedang dalam proses belajar untuk mencintaiNya.Kita sedang belajar untuk meniru perilaku para pecinta,dan tiada yang lebih pantas untuk ditiru selain Sang Pecinta sejati,beliaulah Rosulullah SAW,sang panutan yang wajib kita teladani.

   Allah lah yang telah menciptakan cinta dan meletakkannya ke hati dan jiwa  serta mengalirkannya dalam darah nadi hamba.Allah adalah cinta dan cinta termasuk sifatNya.Dari Allah dan dari cintalah,muncul segala kebaikan dan kasih sayang.

   Rosulullah menghadapkan dirinya kepada Allah,Sumber Cinta.Lalu beliau mencintaiNya dengan cinta yang memenuhi segenap jiwa dan eksistensinya.
  
   Rosulullah senantisa dalam keadaan rindu kepada Allah dan terus ingin berhubungan denganNya serta larut di dalam cintaNya.Allah senantiasa bersamanya,di depan matanya,di dalam hatinya,di setiap sel- sel tubuhnya,dalam tiap tetes darahnya dan di dalam setiap gelombang perasaannya.

   Rosulullah tidaklah bergerak atau diam,tidak berdiri atau tidur,tidak lapar atau kenyang,tidak bicara atau diam,tidak berpikir atau merenung kecuali dengan semangat kekasihnya,Allah SWT,Tuhan alam semesta.Beliau menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berdoa,menyeru,memohon ampun,bertasbih,bertahmid dan bertakbir kepada Robbnya.Beliau selalu berdiri di sebagian malam untuk bermunajat dengan kekasihnya dengan khusyu' dan tawadlu',hingga tanpa terasa kedua kakinya bengkak,beliau hanya merasa gembira dan bahagia karena bercengkerama dengan Allah kekasihnya.

   Beliau senantisa menunggu waktu sholat dengan perasaan tak sabar,hingga bila tiba waktunya,beliau berkata pada sang muadzzin,"Senangkanlah hatiku dengan sholat wahai Bilal..."Bagi Rosulullah,melaksanakan sholat dan berhubungan dengan Allah adalah kebahagiaan dan kesenangan yang terbesar.Demikianlah karakter cinta dan sifat para pecinta.Orang yang mencintai hanya senang bila bisa dekat dengan kekasihnya dan orang yang merindu hanya akan gembira bila tenggelam memikirkan yang dirindukannya.

   Oleh karena itu,Rosulullah senang memanjangkan sholat,sujud,doa,istighfar,tasbih,tahmid dan takbirnya.Karena terlalu cinta dan rindunya,beliau sering meneteskan airmata di waktu sholat.Itulah airmata kegembiraan karena dapat bertemu dan dekat dengan Sang Kekasih.Setiap saat beliau selalu berpikir untuk mencari ridhoNya dan meninggikan kalimatNya sesuai dengan perintahNya.

  Demikianlah Rosulullah mencintai Allah dengan penuh pengagungan dan kerinduan yang mendalam untuk senantiasa berhubungan denganNya,menikmati keridhaanNya,mengikuti perintah- perintahNya serta menjauhi segala laranganNya.Itulah cinta yang memenuhi hati Rosulullah,mengalir di seluruh sudut jiwa dan sel-sel jasadnya.

   Bagi Rosulullah,Allah adalah udara yang kita hirup,air yang kita minum,makanan yang kita makan,pakaian yang kita kenakan dan rumah yang kita diami.Dia adalah kebaikan,rezeki,tempat berlindung,kebahagiaan dan nikmat.Dia ada dan berada pada setiap yang tersentuh,terlihat,terdengar,tercium atau tertangkap indera.Bahkan Dia ada dan berada pada segala sesuatu yang tidak dapat ditangkap indera dan tak mampu dilukiskan pemahaman.

   Sesungguhnya Allah adalah cinta,kebaikan,kebahagiaan dan keindahan yang memenuhi wujud kita.Oleh karena itu,semua perasaan manis dan indah pada dasarnya berasal dari sumber cinta dan kebaikan,asal keutamaan dan kenikmatan,pencipta kebahagiaan dan keindahan,pencipta segalanya.Dialah Allah,Tuhan alam semesta.Maka,mencintai Allah berarti mencintai kebaikan,nikmat,kebahagiaan dan keindahan.

   Sudahkah kita mencintaiNya???


Minggu, 14 Oktober 2012

What's Love???

   Cinta merupakan rahasia dan misteri yang luar biasa dalam kehidupan manusia.Cinta bisa merubah segalanya menjadi lebih baik.Cinta menjadi bahan bakar yang tiada habisnya untuk mencapai suatu tujuan mulia.Semakin membara cinta kita,semakin besar pula kobaran energi yang mendorong kita untuk mencapainya.Maka ketika seorang anak manusia mencintai Allah,ia telah memperoleh bahan bakar yang luar biasa besar untuk membangun mahlighai cintanya,sebuah mahlighai yang penuh dengan keindahan tiada tara.

   Cinta bukan lagi urusan fisik.Cinta adalah urusan jiwa.Fisik hanya sekedar media.Maka jangan heran,ketika seseorang sedang terbakar cinta,ia tidak lagi terpengaruh oleh fisiknya.Fisik boleh sakit,tapi keindahan cinta tetap menguasainya.Fisik boleh terluka,tapi keindahan cinta tak pernah meninggalkannya.Fisik pun boleh hancur lebur tak berbentuk,namun cinta tetap saja menorehkan kebahagiaan dan keindahan abadinya.Begitulah gambaran orang-orang beriman yang telah terbakar cinta kepada Allah,Sang Kekasihnya...

         "ﻭﺍﻟﺬﻳﻦ ﺍﻣﻨﻮﺍ ﺍﺷﺪ ﺣﺒﺎ ﷲ"

"...adapun orang-orang yg beriman sangat mencintai Allah".

"ﻭﻟﻜﻦ ﷲ ﺣﺒﺐ ﺍﻟﻴﻜﻢ ﺍﻼﻳﻤﺎﻥ و ﺯﻳﻨﻪ  ﻓﻲ ﻗﻠﻮﺑﻜﻢ "

"...akan tetapi Allahlah yang menjadikan kamu cinta pada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu..."

   Potongan ayat di atas menyiratkan tentang "keindahan cinta".Allah telah menggoreskan ‘Pena CintaNya' ke dalam hati orang-orang yang beriman,maka keimanan itu memancarkan keindahan yang tiada tara dalam hatinya.Keindahan yang tak pernah dapat dilukiskan oleh bahasa manusia,karena cinta adalah bahasa ketuhanan yang paling azali.Allah adalah Dzat yang Rahman Rahim,Penuh Cinta,Sumber segala Rasa Cinta,Sumber segala Kebahagiaan.

   Bahasa manusia tidak pernah cukup untuk menggambarkan Rasa Cinta.Ia tetap tersimpan dalam relung hati yang paling dalam.Paling rahasia.Hanya sebagian kecil yang bisa diungkapkan lewat kata-kata.Sebagian lewat senyuman.Sebagian lagi lewat bahasa tubuh.Sebagian yang lain lewat pandangan mata yang berbinar-binar.Tapi,sebagian besarnya melebur dalam samudera jiwa yang tak terukur kedalamannya.


Hidup adalah Anugerah

Hari ini adalah hariku,ku tak pernah tahu apakah esok masih ada hari lagi untukku.Karenanya,ku ingin lakukan yang terbaik hari ini.Ku ingin menikmati semua pemberian Allah padaku,karena hidup ini sendiri adalah anugerah.Kehidupan itu laksana bunga mawar berduri yg indah,kita bisa saja mengeluh karena duri-durinya atau malah bersyukur karena duri-duri itu ditumbuhi mawar yang indah. Tiada kehidupan tanpa masalah,karena masalah itu adalah pembelajaran agar kita menjadi sosok yang kuat dalam menjalani segala takdirNya.Laut yang tenang tak akan memunculkan nelayan tangguh,begitupula kehidupan yang penuh ujian dan cobaan,akan menjadikan kita pribadi yang tangguh.